Sabtu, 09 Januari 2016

Suka & Duka Job Seeker

Hai, selamat sore ...

Mau sharing aja sih, kegalauan seorang yang sedang tidak memiliki rutinitas khusus yang menghasilkan uang (job).

Dulu, begitu lulus dan tidak mendapat perkerjaan yang cepat dan instan itu memang bikin stress banget. Banyak pertanyaan yang berlarian di kepala seperti "aku S1 loh" "aku punya kopetensi yang cukup loh" dan lain-lain. Yang paling bikin nyesek lagi selain pikiran sendiri adalah omongan orang. Secuek-cueknya manusia yaa mau gimana juga tetep panas kuping, panas hati karna omongan orang.

Aku sendiri di bilang cukup beruntung karna galaunya 2 bulan saja, agustus lulus, oktober akhir panggilan kerja, november training, desember mulai kerja.

Nah, yang mau di bahas adalah suka dan dukanya yes. Kita mulai dulu dari sukanya.

1. Punya banyak waktu untuk ME TIME
Secara pribadi aku ini suka waktu sendiri, karna sering di tinggal sendiri dan kemudian menjadi kenikmatan. Me Time sendiri adalah waktu sakral bagiku untuk me-review hidup "apa yang sudah terjadi beberapa saat lalu?". Yah, meski tidak mendapat jawaban konkrit tapi cukup lah untuk memaafkan diri sendiri jika memang ada kesalahan yang telah di perbuat. Selain melakukan hal serius tersebut yang biasanya hanya berlangsung sesaat, selebihnya ku gunakan untuk melakukan hal-hal yang sekiranya menghibur. Nonton anime/drama korea/film dan sebangsanya secara maraton atau melakukan asah otak main game online/offline, baca buku, melipat-lipat kertas niat bikin bangau jadinya pesawat. Yah, hal-hal yang terserah saja.

2. Lebih dekat dengan ORANG TUA
Ibu ku seorang ibu rumah tangga biasa yang keseharian di rumah melakoni kegiatan rumah tangga biasa, sementara ayah ku seorang perkerja rantau yang pulang ke rumah jika mendapat ijin dari kantornya. Moment ini hanya bisa di lakukan secara intens saat memiliki banyak waktu di rumah. Keseharian hanya di kampus (jarak rumah dan kampus cukup jauh, sehingga stay di kampus sampai jam kuliah kelar adalah opsi terbaik). Yang biasanya ketemu ibu hanya pada malam hari, kini bisa ku lakukan setiap saat. Hal ini pun berbanding lurus dengan lamaku telpon dengan ayah, yang biasanya hanya 3 menit kini bisa lebih lama.

3. Moment menjadi WANITA lebih banyak
Ini khusus wanita, karna itulah aku. Sebagai anak perempuan pertama aku ini termasuk yang paling malas. Olehkarenanya masa-masa seperti ini paling tidak memberiku kesempatan untuk berbakti, paling tidak melakukan hal-hal yang dianggap orang Indonesia lumrah (wajib) di lakukan perempuan yakni beberes rumah.

4. Persiapan UJIAN KERJA lebih matang
Persiapan itu perlu mengingat jika otak tidak di asah akan tumpul dengan perlahan dan kemudian lupa serta tidak bisa melakukan apapun. Jadi latian soal psikotes atau soal TKD atau soal-soal yang akan di pertanyakan saat ujian kerja. Juga mengenai kesiapan diri biasanya job seeker yang masih fresh graduate buta akan apa yang harus di ucapkan saat wawancara, nah di sini kesempatan kalian cari info dan latihan.

5. Lebih Religius
Layaknya para ahli agama berkata bahwa Jodoh, Rejeki dan Mati itu kuasa dari Tuhan kita Allah SWT. Tak di pungkiri jika tidak mendapat pekerjaan dalam kurun waktu yang lama seseorang akan merasakan depresi. Namun jika di lihat dari sisi positifnya pikirkan saja "Allah lagi kangen, pengen kita datang dan berdoa".

Nah, nah itu sukanya. Kalo dukanya ..
Dukanya udah di tulis di atas, kalo di jabarin nanti jadi galau. Jadi mending keep in the positive side, kaya quote nya Walikota Bandung Ridwan Kamil “Positive life comes from positive minds”.

Salam,
Ai

0 komentar:

Posting Komentar